ManajemenS2.umsida.ac.id – Di era digital seperti sekarang, viral marketing menjadi strategi pemasaran yang semakin digandrungi oleh pelaku bisnis. Fenomena viral memungkinkan sebuah produk atau merek dikenal luas dalam waktu singkat, bahkan hanya dalam hitungan jam.
Namun, di balik kesuksesan tersebut, terdapat risiko besar yang mengintai apabila strategi ini tidak dijalankan dengan tepat. Keberhasilan dan risiko dalam viral marketing adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Baca juga: Peran Keamanan Sistem E-Wallet dalam Meningkatkan Kepercayaan Pengguna Generasi Milenial
Keberhasilan Viral Marketing: Kekuatan Efek Domino
Salah satu daya tarik utama viral marketing adalah potensi keberhasilannya yang luar biasa besar. Melalui penyebaran konten yang menarik dan mudah dibagikan, sebuah merek bisa mendapatkan perhatian publik secara masif tanpa harus mengeluarkan biaya iklan yang mahal.
Efek domino ini sering kali terjadi karena pengguna media sosial dengan sukarela membagikan konten yang dianggap lucu, unik, atau menginspirasi. Contohnya adalah kampanye viral yang dilakukan oleh perusahaan minuman Teh Pucuk Harum.
Dengan memanfaatkan video kreatif bertema humor yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, merek ini berhasil mencuri perhatian netizen. Dalam waktu singkat, produk mereka menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.
“Saya jadi penasaran dan langsung mencoba setelah melihat video itu berseliweran di TikTok,” ujar Anisa, salah satu konsumen yang terpengaruh oleh konten viral tersebut. Keberhasilan viral marketing memang dapat meningkatkan brand awareness secara signifikan.
Namun, perlu diingat bahwa kesuksesan ini sangat bergantung pada kreativitas tim pemasaran serta pemahaman mereka terhadap tren dan preferensi audiens. Selain itu, momentum juga menjadi faktor penting. Konten yang relevan dengan isu atau tren yang sedang berkembang akan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.
Lihat juga: Menghadapi Era Konsumen Digital: Strategi Pemasaran yang Tepat
Risiko Viral Marketing: Pedang Bermata Dua
Di balik peluang besar yang ditawarkan, viral marketing juga menyimpan risiko yang tak kalah serius. Salah langkah dalam penyampaian pesan atau munculnya persepsi negatif dari publik dapat berbalik menjadi bumerang bagi sebuah merek.

Alih-alih mendapatkan perhatian positif, sebuah kampanye viral justru bisa menimbulkan kontroversi yang merugikan. Kasus yang cukup terkenal adalah iklan salah satu produk kecantikan yang dianggap merendahkan perempuan dengan standar kecantikan yang tidak realistis. Alih-alih mendapat pujian, kampanye tersebut justru menuai kecaman dari warganet.
Produk tersebut kemudian diboikot oleh sebagian masyarakat, yang menyebabkan penurunan penjualan dalam waktu singkat. Selain itu, citra merek yang telah dibangun selama bertahun-tahun pun dapat rusak hanya karena satu kampanye yang tidak sensitif.
Menurut Dita Rahma, seorang pakar komunikasi digital, risiko dalam viral marketing sangat besar karena reaksi publik sulit diprediksi. “Begitu ada persepsi negatif, penyebaran informasi di media sosial sangat cepat, dan itu sulit untuk dihentikan. Merek bisa kehilangan kepercayaan konsumen hanya dalam hitungan hari,” ungkapnya.
Kunci Menyeimbangkan Keberhasilan dan Risiko
Agar viral marketing dapat menghasilkan dampak positif tanpa menimbulkan risiko besar, pelaku bisnis perlu memahami beberapa kunci sukses. Pertama, penting untuk memastikan bahwa konten yang dibuat sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan tidak menyinggung kelompok tertentu.
Sensitivitas terhadap isu sosial menjadi hal yang harus diperhatikan. Kedua, lakukan riset mendalam terkait target audiens. Pemahaman mengenai budaya, tren, serta preferensi konsumen akan membantu menciptakan konten yang lebih relevan dan diterima dengan baik.
Ketiga, siapkan strategi mitigasi risiko. Tim pemasaran harus siap menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk reaksi negatif dari publik. Respons cepat dan komunikasi terbuka menjadi kunci untuk mengatasi krisis apabila terjadi kesalahpahaman.
Rani, seorang pemilik usaha kuliner yang pernah mencoba strategi viral marketing, mengungkapkan pengalamannya. “Saya pernah membuat video promosi lucu, ternyata disalahartikan oleh sebagian orang. Untungnya saya langsung klarifikasi dan meminta maaf, jadi masalahnya cepat mereda,” tuturnya.
Kesimpulannya, viral marketing memang menawarkan peluang besar untuk meningkatkan popularitas sebuah merek dengan cepat. Namun, strategi ini juga ibarat pedang bermata dua yang bisa merugikan jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Oleh karena itu, keseimbangan antara kreativitas, riset, dan kesiapan menghadapi risiko menjadi kunci utama dalam menjalankan viral marketing yang sukses dan berkelanjutan. Dalam dunia pemasaran yang serba cepat ini, reputasi adalah aset berharga yang harus dijaga, karena satu kesalahan kecil dapat membawa dampak besar.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah