ManajemenS2.umsida.ac.id – Digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan teknis, melainkan fondasi strategis yang menentukan daya saing pelaku usaha di era ekonomi modern.
International Guest Lecture yang digelar Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menjadi ruang bertemunya gagasan-gagasan inovatif dari berbagai perspektif.
Salah satu pemaparan yang mencuri perhatian datang dari Dwi Sukma Wardani, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Umsida, yang membawakan presentasi bertajuk “Smart Adoption for SMEs Growth: Digitalization Market Klojen Malang.”
Melalui risetnya, Sukma memaparkan bagaimana digitalisasi menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan dan berkembang dalam lanskap bisnis modern.

Dalam presentasinya, ia menegaskan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, tetapi menjadi kebutuhan struktural bagi UMKM agar mampu bersaing.
“Hari ini, UMKM tidak hanya dituntut kreatif, tetapi juga adaptif. Teknologi adalah bahan bakar utama untuk memastikan usaha tetap relevan,” ungkap Sukma.
Baca juga: Berkat Perjuangan Sang Ibu, Nilamsari Raih Wisudawan Terbaik MM Umsida
Pola Pikir Pelaku Usaha Menentukan Keberhasilan Digitalisasi
Sukma memulai presentasinya dengan memaparkan bagaimana persepsi pelaku usaha menjadi fondasi keberhasilan digitalisasi.
Menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), ia menjelaskan bahwa pelaku UMKM akan lebih mudah mengadopsi sistem digital apabila mereka merasakan manfaat dan kemudahan dalam penggunaannya.
Menurutnya, keberadaan teknologi tidak otomatis menjamin keberhasilan.
Yang terpenting adalah bagaimana pelaku UMKM memandang kegunaan dan kepraktisan teknologi tersebut dalam operasional bisnis mereka.
“Semakin besar keyakinan bahwa teknologi mempermudah kerja, semakin tinggi tingkat penerimaannya,” jelas Sukma.
Selain TAM, ia juga menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk memahami bagaimana sikap, norma sosial, dan persepsi kontrol diri turut membentuk kesiapan mental pelaku usaha dalam bertransformasi.
Dalam konteks UMKM Klojen Malang, faktor psikologis ini menjadi krusial karena banyak pelaku usaha berada pada tahap adaptasi awal terhadap teknologi.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan digital tidak hanya berbicara soal alat, tetapi juga soal mentalitas.
Lihat juga: MM Umsida dan Esil University Perkuat Jejaring Global Lewat International Guest Lecture
QRIS sebagai Pendorong Perubahan Perilaku Digital UMKM
Bagian lain dari presentasi Sukma memusatkan perhatian pada implementasi QRIS sebagai metode pembayaran yang mendorong efisiensi dan kemudahan bagi pelaku UMKM.
Ia menjelaskan bahwa QRIS tidak hanya menghadirkan proses transaksi yang lebih cepat dan aman, tetapi juga memberikan keuntungan bagi konsumen yang terbiasa dengan pembayaran non-tunai.
Sukma memaparkan bahwa penggunaan QRIS telah mempercepat digitalisasi UMKM di Klojen karena meminimalkan biaya transaksi dan menyederhanakan proses pembayaran.
Inovasi ini juga menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman bagi konsumen.
“QRIS bukan hanya alat pembayaran, tapi jembatan yang mempertemukan UMKM dengan budaya transaksi masa kini,” ujarnya.
Tidak berhenti pada aspek teknis, Sukma juga menyoroti perilaku konsumen, terutama dalam hal kesadaran dan kedekatan emosional dengan produk lokal.
Konsumen yang memiliki kepercayaan dan koneksi emosional terhadap brand UMKM cenderung menunjukkan loyalitas lebih tinggi.
Ketika UMKM mampu memanfaatkan digital marketing, media sosial, dan interaksi online, hubungan emosional ini semakin kuat, sehingga berdampak langsung pada peningkatan penjualan.
Kontribusi Digitalisasi terhadap Pertumbuhan UMKM
Berdasarkan keseluruhan temuannya, Sukma menegaskan bahwa digitalisasi memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan UMKM.
Kombinasi antara adopsi teknologi, strategi pemasaran digital, dan penggunaan QRIS terbukti meningkatkan penjualan serta meningkatkan efisiensi operasional pelaku usaha.
Menurut risetnya, kesiapan psikologis pelaku usaha memiliki bobot penting yang setara dengan kesiapan infrastruktur teknologi.
Transformasi digital yang berhasil adalah hasil dari kemauan pelaku UMKM untuk belajar, mencoba, dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
“Digitalisasi bukan hanya perubahan alat, tetapi perubahan cara berpikir,” kata Sukma menekankan.
Dalam bagian penutup presentasinya, Sukma menyampaikan bahwa literasi digital harus terus diperluas melalui kerja sama UMKM, pemerintah, dan penyedia layanan finansial.
Ia menilai langkah ini sejalan dengan tujuan SDG 8, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Slogannya, “Buy From Locals, Build The Future!”, menjadi ajakan kuat agar masyarakat terus mendukung UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
Dengan kehadiran pemaparan seperti yang dibawakan Sukma, International Guest Lecture Umsida tidak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga sarana berbagi praktik nyata yang dapat diterapkan langsung dalam pembangunan ekonomi lokal dan nasional.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah












