ManajemenS2.umsida.ac.id – Generasi Z dikenal sebagai generasi yang penuh ide segar, kreatif, dan dekat dengan teknologi. Namun, di balik semua itu, niat mereka untuk berwirausaha ternyata tidak hanya lahir dari dalam diri. Dukungan eksternal, terutama dari lingkungan keluarga, pendidikan, dan sosial, memegang peran penting dalam menumbuhkan semangat bisnis generasi muda.
Fenomena ini semakin relevan ketika kita melihat realitas ekonomi di daerah seperti Sidoarjo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di wilayah tersebut masih mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Salah satu solusi yang kerap digaungkan adalah menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan anak muda.
Akan tetapi, mendorong generasi Z untuk benar-benar berani memulai usaha bukan hal yang sederhana.
Perlu ada ekosistem yang menguatkan mereka, mulai dari dorongan keluarga hingga atmosfer sosial yang mendukung.
Inilah yang menjadi titik sorotan dalam penelitian Wisnu Panggah Setiyono SE MSi PhD bersama timnya dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Penelitian mereka menemukan bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha generasi Z, dengan nilai T-hitung 2,031 (>1,96) dan signifikansi 0,043.
Baca juga: Green Management Antara Komitmen Nyata dan Pencitraan Hijau
Lingkungan sebagai Faktor Pendorong Eksternal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan dari luar diri seseorang, baik yang datang dari keluarga maupun lingkungan sosial, dapat menjadi pendorong utama terbentuknya niat untuk berwirausaha.

Menurutnya, “hal ini menegaskan bahwa generasi Z tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri dalam menghadapi tantangan bisnis. Lingkungan yang suportif akan menjadi energi tambahan untuk mendorong keberanian mereka melangkah,”.
Lingkungan keluarga, misalnya, memberi pengaruh lewat teladan dan dorongan. Anak muda yang tumbuh di keluarga dengan tradisi berwirausaha cenderung lebih mudah termotivasi untuk menapaki jalan yang sama.
Sementara itu, pendidikan formal yang memberikan ruang pada mata kuliah kewirausahaan juga berkontribusi membentuk pola pikir kreatif dan mandiri.
Tidak kalah penting, lingkungan sosial yang sehat dapat memberi inspirasi sekaligus jaringan.
Teman sebaya, komunitas, hingga organisasi kampus sering kali menjadi ruang aman bagi generasi muda untuk mencoba, gagal, lalu bangkit lagi.
Dalam konteks ini, lingkungan berperan sebagai laboratorium sosial tempat anak muda belajar menghadapi dinamika nyata dunia usaha.
Lihat juga: Membentengi Konsumen di Era Bisnis Online: Antara Penipuan, Hukum, dan Edukasi
Dari Riset ke Realitas Kehidupan Generasi Z
Temuan ini tidak hanya berbicara di level akademik, tetapi juga dapat kita lihat dalam praktik sehari-hari.
Misalnya, munculnya tren bisnis start-up lokal yang digagas anak muda Sidoarjo tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar mereka.
Ada yang berangkat dari dorongan keluarga untuk berani menjual produk rumahan, ada pula yang lahir dari komunitas kreatif yang mendorong mereka mengembangkan ide digital.
Lebih jauh lagi, pendidikan kewirausahaan di kampus juga berperan sebagai penguat.
Dengan menghadirkan mata kuliah atau program inkubasi bisnis, mahasiswa bukan hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan dukungan nyata untuk menguji ide usaha mereka.
“Lingkungan pendidikan yang kondusif akan membantu generasi Z mengasah kepercayaan diri dan menumbuhkan keberanian mengambil risiko,” jelasnya.
Dalam jangka panjang, lingkungan sosial yang mendukung akan memperkuat ekosistem wirausaha di daerah.
Generasi muda yang berhasil membangun usaha tidak hanya memberi manfaat pada dirinya, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Efek domino ini bisa menjadi jawaban atas persoalan pengangguran yang masih menghantui daerah-daerah berkembang.
Peran Kolektif untuk Masa Depan Ekonomi
Penelitian dari Umsida ini memberi pesan jelas bahwa niat berwirausaha generasi Z bukanlah hasil instan yang tumbuh sendiri.
Ada faktor eksternal yang bekerja membentuk, mendorong, dan menjaga semangat mereka.
Tanpa dukungan lingkungan, ide bisnis yang lahir dari anak muda bisa saja berhenti sebagai wacana.
Ke depan, penting bagi keluarga, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk semakin sadar akan perannya dalam menciptakan iklim kewirausahaan yang sehat.
Generasi Z yang hidup dalam lingkungan suportif akan lebih berani mengambil langkah besar. Dengan begitu, mereka bukan hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja baru.
Sumber: Jurnal “The Influence Of Financial Literacy, Self Confidence And The Environment On Entrepreneurial Intentions In Generation Z”
Penulis: Indah Nurul Ainiyah