ManajemenS2.umsida.ac.id – Penelitian Rita Ambarwati dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang berjudul “A Multi-Method Study of Risk Assessment and Human Risk Control for Power Plant Business Continuity in Indonesia” memberikan pandangan yang mendalam tentang pentingnya penerapan metode Bow-Tie dan Business Impact Analysis (BIA) dalam manajemen risiko perusahaan.
Penelitian ini berfokus pada sektor pembangkit listrik, yang menghadapi tantangan signifikan dalam memastikan keberlanjutan operasional, khususnya setelah pandemi COVID-19. Melalui integrasi dua metode ini, perusahaan dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko dengan pendekatan holistik dan strategis.
Manfaat Integrasi Metode Bow-Tie dan BIA
Bow-Tie dan BIA adalah dua metode yang saling melengkapi dalam mitigasi risiko. Metode Bow-Tie memberikan kerangka visual untuk memahami hubungan antara penyebab risiko, akibat, serta langkah mitigasinya.
Diagram Bow-Tie memungkinkan perusahaan mengidentifikasi titik kritis dalam sistem operasional dan merancang langkah-langkah untuk mencegah atau memitigasi dampak risiko.
Sebaliknya, BIA digunakan untuk mengukur dampak risiko terhadap aspek bisnis, seperti keuangan, reputasi, dan keberlanjutan operasional. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat mengidentifikasi risiko prioritas berdasarkan dampaknya terhadap kelangsungan bisnis. Integrasi kedua metode ini memberikan manfaat utama sebagai berikut:
- Identifikasi Risiko Prioritas: Perusahaan dapat mengenali risiko mana yang memiliki dampak signifikan terhadap kelangsungan operasional dan harus segera ditangani.
- Strategi Mitigasi yang Efektif: Perusahaan dapat menyusun langkah mitigasi yang terukur, baik dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja, rantai pasok, maupun operasional.
- Pemahaman Organisasi yang Lebih Baik: Integrasi kedua metode ini membantu meningkatkan pemahaman organisasi terhadap hubungan antar risiko, sehingga strategi mitigasi dapat diimplementasikan secara lebih efektif.
Dalam konteks pembangkit listrik, yang merupakan sektor kritis, integrasi metode ini membantu perusahaan memastikan pasokan energi tetap stabil meski menghadapi berbagai ancaman risiko.
Tantangan Implementasi di Perusahaan dengan Struktur Kompleks
Meskipun integrasi metode Bow-Tie dan BIA menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak bebas dari tantangan. Perusahaan dengan struktur operasional yang kompleks, seperti pembangkit listrik, sering menghadapi kendala berikut:
- Pengintegrasian Data: Pengumpulan data dari berbagai unit kerja membutuhkan koordinasi yang baik. Data yang tidak lengkap atau tidak akurat dapat mengurangi keandalan analisis risiko, sehingga langkah mitigasi mungkin kurang efektif.
- Melibatkan Pemangku Kepentingan: Partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk karyawan, manajemen, dan mitra eksternal, sangat penting untuk keberhasilan analisis risiko. Kurangnya keterlibatan dapat menghambat implementasi strategi mitigasi.
- Penerapan SOP Baru: Membuat dan menerapkan Prosedur Operasional Standar (SOP) berdasarkan hasil analisis sering kali memerlukan waktu, sumber daya, dan pelatihan tambahan. Ini dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang sudah memiliki beban operasional tinggi.
Penelitian ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas divisi untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan komunikasi yang efektif, perusahaan dapat memastikan bahwa hasil analisis risiko diterapkan secara optimal.
Peluang Adaptasi di Sektor Lain
Meskipun penelitian ini berfokus pada sektor pembangkit listrik, metode Bow-Tie dan BIA memiliki potensi besar untuk diadaptasi ke sektor lain. Industri yang menghadapi risiko operasional tinggi atau membutuhkan keberlanjutan bisnis yang tidak terganggu dapat mengambil manfaat dari pendekatan ini. Beberapa peluang adaptasi meliputi:
- Manufaktur: Analisis risiko dalam rantai pasok dan proses produksi dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi gangguan.
- Teknologi Informasi: Metode ini dapat digunakan untuk mengelola risiko yang terkait dengan serangan siber, kegagalan sistem, atau gangguan layanan digital.
- Layanan Kesehatan: Dalam konteks krisis kesehatan, seperti pandemi, metode ini dapat membantu organisasi kesehatan merancang strategi mitigasi risiko operasional yang lebih tanggap dan responsif.
Adaptasi metode ini ke berbagai sektor dapat membantu organisasi menghadapi tantangan unik mereka sambil meningkatkan ketahanan dan kontinuitas operasional.
Penelitian Rita Ambarwati menyoroti bahwa integrasi metode Bow-Tie dan Business Impact Analysis (BIA) menawarkan pendekatan strategis yang komprehensif dalam mitigasi risiko. Di tengah tantangan pasca-pandemi, pendekatan ini tidak hanya relevan bagi sektor pembangkit listrik tetapi juga dapat diadaptasi ke sektor lain. Dengan mengadopsi metode ini, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, memperkuat ketahanan operasional, dan memastikan keberlanjutan bisnis.
Keberhasilan penerapan metode ini sangat bergantung pada kolaborasi lintas divisi, pembaruan SOP, dan pelibatan seluruh pemangku kepentingan. Dengan langkah-langkah tersebut, organisasi dapat mengelola risiko secara lebih efektif dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan. Integrasi Bow-Tie dan BIA menjadi model inovatif yang dapat membantu perusahaan menghadapi tantangan masa depan dengan lebih percaya diri.