Green Management Antara Komitmen Nyata dan Pencitraan Hijau

ManajemenS2.umsida.ac.id – Dalam beberapa tahun terakhir, green management menjadi istilah populer di dunia bisnis, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan.

Banyak perusahaan mengklaim telah menerapkan green management untuk mendukung pelestarian lingkungan.

Namun, di balik klaim tersebut, muncul pertanyaan mendasar: apakah langkah yang diambil benar-benar komitmen nyata atau hanya strategi pencitraan yang dikenal dengan istilah greenwashing?

Baca juga: Mahasiswa Magister Manajemen Didorong Kuasai Metodologi Riset dalam Sharing Session Bersama Prof. Heru Kurnianto Tjahjono

Greenwashing dan Ilusi Keberlanjutan

Green management seharusnya menjadi pedoman perusahaan untuk mengintegrasikan prinsip ramah lingkungan dalam setiap aspek operasionalnya.

Sumber: Pexels

Sayangnya, masih banyak perusahaan yang terjebak pada greenwashing—yakni praktik mencitrakan diri seolah peduli lingkungan, padahal tidak ada perubahan berarti dalam proses bisnis.

Fenomena ini muncul karena konsumen kini semakin peduli pada keberlanjutan. Label “ramah lingkungan” dan kampanye hijau menjadi daya tarik pasar.

Perusahaan pun memanfaatkan tren ini untuk memperkuat citra, meski praktiknya masih merusak lingkungan, seperti deforestasi, polusi, atau penggunaan bahan bakar fosil.

Akibatnya, green management yang seharusnya membawa perubahan positif justru tereduksi menjadi sekadar strategi pemasaran.

Konsumen tertipu, dan upaya kolektif menuju keberlanjutan menjadi terhambat.

Lihat juga: Kebijakan Upah Minimum Antara Tantangan Dunia Usaha dan Harapan Kesejahteraan Sosial

Triple Bottom Line sebagai Standar Nyata

Untuk mewujudkan green management yang autentik, perusahaan perlu mengadopsi konsep Triple Bottom Line (TBL) yang menilai kinerja bisnis dari tiga aspek: People (manusia), Planet (lingkungan), dan Profit (keuntungan).

Sumber: Pexels

Prinsip ini menekankan bahwa keberhasilan bisnis tidak hanya diukur dari keuntungan finansial, tetapi juga dari kontribusinya pada masyarakat dan kelestarian alam.

Sayangnya, banyak perusahaan yang mengaku menerapkan green management berbasis TBL, namun faktanya hanya fokus pada profit.

Mereka mengabaikan kesejahteraan pekerja dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

Padahal, penerapan TBL membutuhkan perubahan sistemik, mulai dari pengelolaan sumber daya manusia secara adil hingga pengurangan jejak karbon yang konsisten.

Perusahaan yang serius menjalankan green management harus mampu menjaga keseimbangan tiga pilar TBL. Tanpa itu, klaim keberlanjutan akan kehilangan makna dan tidak mampu memberikan dampak nyata.

Transparansi dalam ESG Reporting

Salah satu cara menghindari greenwashing dalam green management adalah melalui ESG Reporting (Environmental, Social, and Governance) yang transparan dan mengikuti standar internasional seperti GRI (Global Reporting Initiative).

Laporan keberlanjutan ini memuat data terkait dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola.

Perusahaan yang benar-benar menerapkan green management akan menampilkan data akurat, mulai dari pengelolaan limbah, pengurangan emisi, hingga program tanggung jawab sosial.

Dengan transparansi, publik dapat memverifikasi setiap klaim ramah lingkungan dan menilai sejauh mana kebijakan tersebut dijalankan.

Sayangnya, masih banyak perusahaan yang melakukan ESG Reporting hanya sebagai kewajiban administratif, bukan sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.

Hal ini berpotensi menurunkan kepercayaan konsumen dan investor. Studi World Economic Forum (WEF) menegaskan bahwa transparansi menjadi faktor kunci membangun reputasi jangka panjang, terutama bagi perusahaan yang mengaku menjalankan green management.

Menjadikan Green Management sebagai Solusi Nyata

Green management bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan strategis untuk menghadapi tantangan lingkungan global.

Perusahaan yang benar-benar berkomitmen akan menjadikan green management sebagai bagian dari identitas korporasi, bukan hanya proyek sementara.

Implementasi yang efektif mencakup perencanaan jangka panjang, inovasi teknologi ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat, serta evaluasi berkelanjutan.

Lebih dari itu, green management yang sukses akan mendorong perubahan budaya organisasi, di mana setiap karyawan memahami dan menjalankan nilai-nilai keberlanjutan.

Jika perusahaan gagal mengintegrasikan green management secara menyeluruh, mereka akan terus terjebak pada pencitraan semu yang tidak memberi manfaat nyata bagi lingkungan maupun masyarakat.

Sebaliknya, perusahaan yang mampu menunjukkan konsistensi antara kata dan tindakan akan menjadi teladan dalam menciptakan dunia bisnis yang bertanggung jawab.

Pada akhirnya, keberhasilan ini terletak pada kemauan untuk transparan, mengutamakan keseimbangan antara profit, sosial, dan lingkungan, serta membuktikan bahwa bisnis dapat tumbuh seiring dengan kelestarian bumi.

Tanpa itu semua, konsep ini hanya akan menjadi slogan kosong indah di permukaan, namun hampa di dalam.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah

Bertita Terkini

Startup Runtuh di Tengah Jalan Mengapa Fokus pada Pendanaan Tidak Cukup
August 11, 2025By
Mahasiswa Magister Manajemen Didorong Kuasai Metodologi Riset dalam Sharing Session Bersama Prof. Heru Kurnianto Tjahjono
July 5, 2025By
Mahasiswa Magister Manajemen Umsida Bersinar dalam Forum Colloquium Internasional
July 4, 2025By
MM Umsida Gelar Kuliah Tamu Internasional: Dorong Budaya Akademik yang Jujur dan Bebas Plagiarisme
June 18, 2025By
MM Umsida Hadirkan Dosen Internasional dalam Kuliah Tamu Strategi Akuntansi
June 16, 2025By
Sinergi Prodi Magister Manajemen UMSIDA dan UMKM Batik: Dari Lokal Menuju Global
May 25, 2025By
Strategi Pemasaran Digital: Penguatan UMKM Batik Riina di Era Digital
May 21, 2025By
Manajemen Keuangan Berbasis ESG: Strategi Keuangan Berkelanjutan untuk Masa Depan
March 2, 2025By

Prestasi

Tiga Mahasiswa MM Umsida Sabet Presenter Terbaik di Seminar Nasional The 5th BENEFECIUM 2022
June 8, 2022By

Kegiatan

KlikBi MM mengedukasi UMKM Pentingnya HPP dan Fintech
July 15, 2024By
Kegiatan Matrikulasi
May 4, 2024By
Tingkatkan Pemahaman Teknologi, Prodes Ngadirenggo Gelar Sosialisasi Podcast
December 4, 2023
Mengenal Lebih Jauh Kerajinan Cor Kuningan Bersama Tim PKKM Bejijong
December 4, 2023By
Prodes Bejijong Buat“BESARI”, Ajari Peduli Lingkungan
December 4, 2023By
Tingkatkan Peluang Bisnis Dan Karir Di Era Digital, Mahasiswa Proyek Desa Balerejo Adakan Pelatihan Content Creator
November 30, 2023By
Prodes Ngadirenggo Adakan “Go Green Junior”, Pererat Kesadaran Lingkungan
November 28, 2023By
Gandeng Pokdarwis, Mahasiswa Prodes Kemiren Gelar Pertunjukan Sambut Kepala Desa Oro-oro Dowo
November 27, 2023By