Manajemens2.umsida.ac.id – Perkembangan pasar modern di era globalisasi dan modernisasi membawa dampak besar pada keberadaan pasar tradisional di Indonesia.
Fenomena ini menjadi sorotan utama dalam penelitian yang dilakukan oleh Sigit Hermawan, bersama dua rekan peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Kontigensi edisi Juni 2023, dengan mengangkat kasus di Wamena, Papua, yang berfokus pada bagaimana pasar tradisional berupaya bertahan di tengah persaingan ketat dengan pasar modern.
Daya Saing Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Pasar tradisional memiliki karakteristik unik yang menjadi keunggulannya dibanding pasar modern. Salah satunya adalah adanya proses tawar-menawar, yang menciptakan kedekatan emosional antara penjual dan pembeli.
Selain itu, pasar tradisional menyediakan produk segar dengan harga yang relatif lebih terjangkau, khususnya untuk kebutuhan sehari-hari seperti sayur-mayur dan bahan pokok. Namun, pasar tradisional juga menghadapi sejumlah kelemahan, termasuk kondisi infrastruktur yang buruk. Pasar tradisional sering kali dianggap kotor, sempit, kurang nyaman, dan tidak tertata dengan baik.
Sebaliknya, pasar modern menawarkan fasilitas yang bersih, nyaman, dan sistem pembayaran yang lebih praktis. Hal ini menarik perhatian masyarakat urban, terutama mereka yang memiliki gaya hidup serba cepat.
Penelitian ini mengungkap bahwa persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern tidak hanya menurunkan omzet pedagang tradisional, tetapi juga mengubah pola konsumsi masyarakat. Salah seorang narasumber penelitian menyatakan, “Perubahan gaya hidup konsumen, terutama di perkotaan, membuat mereka lebih memilih pasar modern karena kenyamanan dan jaminan kualitas produk yang diberikan.”
Tantangan dan Peluang di Wamena
Di Wamena, pasar tradisional memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah keberadaan budaya lokal yang masih kuat, seperti penggunaan noken (tas tradisional khas Papua) dalam transaksi. Selain itu, sistem barter juga masih digunakan di beberapa lokasi pasar. Namun, kehadiran pasar modern di wilayah ini membawa tantangan baru.
Para pedagang tradisional melaporkan penurunan pendapatan yang signifikan, yang disebabkan oleh kemampuan pasar modern menawarkan produk dengan harga lebih murah. Pasar modern memiliki akses ke modal besar dan jaringan pemasok luas yang memungkinkan mereka untuk memberikan harga kompetitif dan kualitas produk yang lebih terjamin.
Meski demikian, para pedagang pasar tradisional di Wamena tetap berupaya mempertahankan eksistensinya dengan memanfaatkan keunikan lokal, seperti budaya tawar-menawar. Mereka juga menjual produk lokal yang tidak mudah ditemukan di pasar modern. Namun, penelitian ini menegaskan perlunya peningkatan kualitas produk, pengelolaan pasar, serta perbaikan infrastruktur agar pasar tradisional dapat bersaing secara lebih efektif.
Lihat juga: Kelas Pasar Modal: Mengembangkan Keahlian Manajerial Keuangan Generasi Muda
Peran Pemerintah dalam Mendukung Pasar Tradisional
Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk memberdayakan pasar tradisional. Salah satu langkah yang telah diambil adalah alokasi Dana Otonomi Khusus untuk pembangunan dan revitalisasi pasar-pasar tradisional di Wamena. Beberapa pasar, seperti Pasar Sinakma dan Pasar Potikele, telah menerima bantuan berupa pembangunan fasilitas baru. “Pemerintah harus lebih aktif memberikan perhatian terhadap pasar tradisional melalui program revitalisasi dan pendampingan agar pedagang lokal mampu bersaing,” ungkap salah satu informan dari Dinas Perindustrian dan Koperasi setempat.
Penelitian ini juga merekomendasikan adanya kolaborasi strategis antara pasar tradisional dan pasar modern. Kemitraan ini bisa diwujudkan dalam bentuk distribusi produk segar dari pasar tradisional ke pasar modern. Dengan cara ini, pasar tradisional tetap memiliki peran penting sebagai pusat distribusi produk lokal, sementara pasar modern dapat melayani kebutuhan barang tahan lama.
Selain itu, peningkatan kapasitas pedagang tradisional melalui pelatihan manajemen usaha dan akses ke permodalan juga dinilai sangat penting. Misalnya, pengelolaan simpan-pinjam oleh asosiasi pedagang di pasar dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan modal yang sering kali menjadi hambatan utama.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pasar tradisional di Wamena masih memiliki peluang untuk bertahan di tengah persaingan dengan pasar modern. Kunci keberhasilannya terletak pada penguatan daya saing melalui peningkatan kualitas produk, modernisasi pasar, dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Dengan revitalisasi dan pengelolaan yang lebih baik, pasar tradisional tidak hanya dapat bersaing, tetapi juga tetap menjadi tulang punggung ekonomi lokal serta melestarikan budaya setempat.
Sumber: Artikel The Existence of Traditional Markets in the Face of Modern Markets (A Case Study of Traders in Wamena, Papua)
Penulis: Indah Nurul Ainiyah